Stochastic Oscillator adalah indikator momentum populer yang digunakan dalam analisis teknikal. Indikator ini mengukur posisi harga aset relatif terhadap harga tertinggi dan terendah selama periode waktu tertentu. Trader menggunakan osilator ini untuk menentukan apakah aset berada di zona overbought atau oversold.
Tujuan utama Stochastic Oscillator adalah untuk mengukur kecepatan dan momentum pergerakan harga. Osilator ini beroperasi dalam rentang 0% hingga 100%.
Osilator ini sangat populer di kalangan pedagang yang membuat keputusan pembelian dan penjualan jangka pendek karena merespons dengan cepat terhadap perubahan harga dan dapat mengidentifikasi pembalikan tren lebih awal.
Stochastic Oscillator digunakan oleh investor untuk mengidentifikasi momentum pasar dan potensi pembalikan tren. Osilator ini sangat populer di kalangan trader yang membuat keputusan beli dan jual jangka pendek karena merespons pergerakan harga dengan cepat.
Stochastic Oscillator sangat efektif dalam menentukan apakah suatu aset dalam kondisi overbought atau oversold. Jika osilator naik di atas 80%, ini mengindikasikan bahwa aset berada di zona overbought dan harga mungkin akan turun. Jika turun di bawah 20%, aset mungkin berada di zona oversold.
Selain itu, osilator digunakan untuk menilai kekuatan tren saat ini dan untuk melihat potensi sinyal pembalikan. Trader mengamati sinyal “divergensi”, di mana harga naik sementara osilator turun atau sebaliknya. Dengan cara ini, mereka mendeteksi apakah tren melemah atau menguat.
Stochastic Oscillator menentukan posisi harga penutupan aset saat ini dalam kaitannya dengan harga tertinggi dan terendah selama periode waktu tertentu. Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:
Stochastic Oscillator dikembangkan oleh George Lane pada tahun 1950-an. Lane bertujuan untuk mengukur momentum pergerakan harga dengan indikator ini.
Menurut Lane, harga sebuah aset tidak terus menerus berada di dekat level tertinggi atau terendah selama tren naik atau turun. Oleh karena itu, dengan melihat di mana harga ditutup dalam kerangka waktu tertentu, dapat ditentukan apakah pasar telah memasuki zona overbought atau oversold.
Filosofi inti dari Stochastic Oscillator adalah bahwa momentum harga berubah sebelum arah tren itu sendiri berubah. Pendekatan ini membantu para trader mengantisipasi pergerakan harga dan mengidentifikasi titik-titik pembalikan tren yang potensial.
Stochastic Oscillator dapat digunakan oleh para trader untuk mengembangkan berbagai strategi. Beberapa strategi trading dasar yang dapat diterapkan dengan alat ini adalah:
Ketika Stochastic Oscillator bergerak di atas level 80, ini mengindikasikan bahwa aset telah memasuki zona overbought, yang menandakan potensi peluang penjualan. Demikian pula, ketika osilator turun di bawah level 20, aset berada di zona jenuh jual, dan peluang pembelian dapat dipertimbangkan.
Jika harga naik sementara Stochastic Oscillator turun (divergensi negatif), ini menunjukkan bahwa tren melemah dan mungkin ada potensi pembalikan. Namun, jika harga turun sementara osilator naik (divergensi positif), ini mengindikasikan bahwa harga mungkin sedang bersiap untuk pulih.
Titik-titik di mana garis %K dan %D pada Stochastic Oscillator bersilangan dapat memberikan sinyal beli atau jual. Ketika garis %K melintasi di atas garis %D, maka dianggap sebagai sinyal beli, sedangkan ketika %K melintasi di bawah garis %D, maka dianggap sebagai sinyal jual.
Dengan menggunakan dua Stochastic Oscillator untuk kerangka waktu yang berbeda, Anda dapat memperoleh sinyal yang lebih andal. Misalnya, menggabungkan osilator stokastik jangka pendek dengan osilator jangka panjang dapat membantu menangkap tren yang lebih kuat.
Spanduk
Pada grafik di atas, kita dapat melihat pergerakan harga sebuah aset bersama dengan garis %K dan %D. Mari kita analisis contoh ini bersama-sama:
Relative Strength Index (RSI) dan Stochastic Oscillator adalah indikator momentum populer yang digunakan dalam analisis teknikal. Meskipun keduanya digunakan untuk mengidentifikasi kondisi overbought dan oversold, keduanya berbeda dalam hal prinsip kerja dan sinyal yang diberikan.
RSI mengukur kecepatan dan besarnya pergerakan harga, sedangkan Stochastic Oscillator mengevaluasi posisi harga penutupan relatif terhadap titik tertinggi dan terendah dalam kerangka waktu tertentu.
Tabel di bawah ini menyoroti perbedaan utama antara RSI dan Stochastic Oscillator untuk pemahaman yang lebih jelas:
Fitur | Indeks Kekuatan Relatif (RSI) | Osilator Stokastik |
Perhitungan | Mengukur momentum harga dengan membandingkan keuntungan dan kerugian terkini selama periode 14 hari. | Membandingkan harga penutupan dengan kisaran harga selama waktu tertentu (biasanya 14 periode). |
Jangkauan | 0 hingga 100 | 0 hingga 100 |
Tingkat Kunci | Overbought di atas 70, Oversold di bawah 30 | Overbought di atas 80, Oversold di bawah 20 |
Penggunaan Utama | Mengukur momentum dan kekuatan pergerakan harga | Mengukur momentum dan kondisi overbought/oversold |
Sensitivitas terhadap Kondisi Pasar | Kurang sensitif terhadap perubahan harga yang tidak stabil | Lebih sensitif terhadap perubahan harga, sinyal lebih cepat |
Terbaik untuk | Pasar yang sedang tren | Pasar yang terikat rentang, perdagangan jangka pendek |
Divergensi | Mengidentifikasi potensi pembalikan tren melalui divergensi | Mengidentifikasi potensi pembalikan arah ketika terjadi divergensi |
Frekuensi Sinyal | Umumnya lebih lambat untuk menghasilkan sinyal | Lebih sering, dapat memberikan sinyal awal |
Apa yang diwakili oleh %K pada Stochastic Oscillator?
%K mewakili garis yang merespons cepat pada stochastic oscillator, yang menunjukkan posisi harga penutupan saat ini relatif terhadap harga tertinggi dan terendah selama periode tertentu. Indikator ini mengukur momentum dan pergerakan harga jangka pendek.
Apa yang diwakili oleh %D pada Stochastic Oscillator?
%D mewakili rata-rata bergerak dari garis %K, memberikan sinyal yang lebih halus. Biasanya dihitung sebagai rata-rata pergerakan 3 periode dari %K dan bereaksi lebih lambat, memberikan sinyal jangka panjang dibandingkan dengan %K.
Bagaimana cara menyelaraskan Stochastic Oscillator dengan MACD?
Ketika digunakan bersama, Stochastic Oscillator dan MACD memberikan sinyal yang saling melengkapi berdasarkan kerangka waktu dan indikator momentum yang berbeda. Stochastic Oscillator memberikan sinyal overbought atau oversold, sedangkan MACD dapat mengonfirmasi sinyal-sinyal ini. Ketika MACD melintasi di atas atau di bawah garis nol sesuai dengan sinyal Stochastic Oscillator, MACD memperkuat peluang beli atau jual.
Indikator mana yang sebaiknya saya gunakan dengan Stochastic Oscillator?
Stochastic Oscillator dapat dikombinasikan dengan RSI, MACD, moving average, dan Bollinger Bands untuk konfirmasi pergerakan harga yang lebih baik. Indikator-indikator ini membantu memvalidasi tren dan memberikan sinyal yang lebih andal. Menggunakan Stochastic Oscillator dengan indikator momentum lainnya sangat berguna untuk mengidentifikasi arah tren.
Bagaimana cara mendeteksi divergensi dengan Stochastic Oscillator?
Divergensi terjadi ketika pergerakan harga dan osilator bergerak berlawanan arah. Jika harga naik sementara Stochastic Oscillator turun (divergensi negatif), hal ini sering kali menandakan tren yang melemah dan potensi pembalikan arah. Demikian pula, jika harga turun sementara Stochastic Oscillator naik (divergensi positif), hal ini mengindikasikan bahwa pembalikan naik mungkin sudah dekat.
Pengeluaran Konsumsi Pribadi mengukur total pengeluaran konsumen untuk barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Dalam artikel kami, kami berbagi wawasan terperinci tentang PCE.
DetailAverage Directional Index adalah indikator analisis teknikal yang digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu indikator ADX.
DetailIndikator Supertrend adalah alat yang biasa digunakan dalam analisis teknikal, khususnya untuk mengidentifikasi arah tren dan menentukan titik masuk dan keluar.
DetailBergabunglah dengan Channel Telegram Kami dan Berlangganan Sinyal Trading Kami secara Gratis!
Bergabunglah dengan Telegram!