Formasi Double Top dan Double Bottom adalah salah satu pola grafik yang efektif dalam memprediksi pembalikan tren. Pola-pola ini banyak digunakan oleh para trader untuk membantu Anda memahami kapan tren baru akan dimulai.
Formasi Double Top biasanya menandakan akhir tren naik. Pola ini terjadi ketika harga mencapai level yang sama dua kali namun gagal menembusnya, sehingga terjadi pelemahan.
Sebaliknya, pola Double Bottom mengindikasikan akhir tren turun dan potensi awal tren naik. Pola ini terbentuk ketika harga mencapai level rendah yang sama dua kali tanpa menembus di bawahnya.
Pada artikel ini, kita akan melihat formasi Double Top dan Double Bottom secara mendetail dan memberikan wawasan tentang bagaimana para trader dapat menggunakan pola-pola ini secara efektif.
Pola Double Top adalah grafik analisis teknikal yang mengindikasikan potensi berakhirnya tren naik ketika harga mencapai level yang sama dua kali tetapi gagal melampauinya.
Selama pembentukan Double Top, harga pertama-tama mencapai puncak dan kemudian turun kembali sebelum naik lagi untuk membentuk puncak kedua pada level yang sama. Namun, puncak kedua ini tidak melampaui puncak pertama, dan harga mulai turun lagi. Agar pola ini dianggap lengkap, harga harus menembus di bawah titik terendah di antara dua puncak (neckline).
Pola ini biasanya menandakan awal dari tren turun. Trader dapat melihat penembusan garis leher sebagai sinyal untuk mengambil posisi jual.
Grafik yang menunjukkan akhir tren turun dan kemungkinan awal tren naik disebut pola double bottom. Pola ini berkembang ketika harga bergerak naik setelah mencapai level rendah yang sama dua kali tanpa turun di bawahnya.
Titik terendah awal dicapai oleh harga, setelah itu ada kenaikan singkat. Selanjutnya, harga turun sekali lagi, menciptakan dasar sekunder di dekat titik terendah awal. Harga mulai naik lagi ketika titik terendah kedua gagal melampaui titik terendah pertama. Ketika harga menembus di atas garis leher, maka pola ini selesai. Kita dapat menafsirkan terobosan ini sebagai awal dari tren naik.
Dalam pola Double Top, harga pada dasarnya mencapai level yang sama dua kali dan kemudian mundur. Sebagai contoh, bayangkan harga aset mencapai $100, kemudian turun kembali ke $95. Kemudian, harga naik lagi ke $100, tetapi gagal menembus dan mulai menurun. Dalam skenario ini, jika ada penembusan di bawah level $95, maka akan mengkonfirmasi pola Double Top.
Pada grafik di bawah ini, kita dapat mengamati hal ini:
Pada pola Double Bottom, harga mencapai level rendah yang sama dua kali namun gagal menembus di bawahnya, sehingga mengarah ke tren naik.
Mari kita analisis dengan sebuah contoh: Misalkan harga turun ke $50, kemudian pulih dan naik ke $55. Setelah itu, harga turun kembali ke $50 lagi tetapi gagal menembus di bawah level ini dan mulai naik lagi. Dalam kasus ini, jika ada penembusan di atas level $55, maka pola Double Bottom terkonfirmasi.
Mari kita bahas hal ini pada grafik:
Langkah | Double Top | Double Bottom |
Identifikasi Arah Tren | Terbentuk di akhir tren naik. | Terbentuk di akhir tren turun. |
Puncak atau Dasar Pertama | Harga menciptakan puncak dan kemudian mundur. | Harga mencapai dasar dan kemudian pulih. |
Puncak atau Dasar Kedua | Harga naik lagi tetapi gagal melampaui puncak pertama dan mundur lagi. | Harga turun lagi tetapi gagal menembus dasar pertama dan mulai naik lagi. |
Garis Leher (Neckline) | Identifikasi titik terendah antara dua puncak; level ini adalah garis leher. | Identifikasi titik tertinggi antara dua dasar; level ini adalah garis leher. |
Pantau Breakout | Penembusan di bawah garis leher menunjukkan awal dari tren turun. | Penembusan di atas garis leher menunjukkan awal dari tren naik. |
Apakah double top bersifat bullish atau bearish?
Formasi double top adalah bearish. Formasi ini biasanya muncul ketika harga menyentuh level resistance tertentu dua kali dan kemudian mulai menurun.
Apa psikologi di balik double top?
Psikologi trading di balik formasi double top berasal dari keyakinan para investor bahwa harga tidak akan menembus level resistance. Hal ini menyebabkan meningkatnya tekanan jual di pasar, yang mengindikasikan tren penurunan harga.
Bagaimana cara menemukan target double bottom?
Untuk menemukan target formasi double bottom, jarak dari bagian bawah formasi ke garis leher diukur, dan jarak ini kemudian ditambahkan ke garis leher.
Apa perbedaan antara double top dan double bottom?
Perbedaan antara formasi double top dan double bottom adalah bahwa yang satu menunjukkan tren turun, sedangkan yang lain menunjukkan tren naik. Formasi double top menunjukkan bahwa harga telah gagal naik dan kemungkinan besar akan turun, sedangkan formasi double bottom menunjukkan bahwa harga telah berhenti turun dan kemungkinan besar akan naik.
Apa yang mengkonfirmasi double bottom?
Faktor terpenting yang mengonfirmasi formasi double bottom adalah harga menembus di atas garis leher. Penembusan ini memvalidasi formasi dan menunjukkan bahwa tren naik mungkin akan dimulai.
Pengeluaran Konsumsi Pribadi mengukur total pengeluaran konsumen untuk barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Dalam artikel kami, kami berbagi wawasan terperinci tentang PCE.
DetailAverage Directional Index adalah indikator analisis teknikal yang digunakan untuk mengukur kekuatan tren. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu indikator ADX.
DetailIndikator Supertrend adalah alat yang biasa digunakan dalam analisis teknikal, khususnya untuk mengidentifikasi arah tren dan menentukan titik masuk dan keluar.
DetailBergabunglah dengan Channel Telegram Kami dan Berlangganan Sinyal Trading Kami secara Gratis!
Bergabunglah dengan Telegram!